Jumat, 18 November 2016

Perkembangan Seni Kriya di Nusantara

Perkembangan Seni Kriya di Nusantara


Contoh Seni Kriya Nusantara
Dalam perkembangan seni kriya di Indonesia dibagai dalam 3 kelompok fase perkembangan yaitu:
  • Seni kriya tradisional klasik (terjadi pada masa Hindhu-Budha)
  • Seni kriya tradisional rakyat (seni kriya yang berasal dari derah)
  • Seni kriya Indonesia baru (pada masa kolonial)
Itulah tiga fase perkembangan seni kriya yang ada di Indonesia untuk lebih memahami ketika kelompok fase tersebut, kita bisa mengenali dari ciri-ciri seni kriya yang ada pada masa tersebut.

1. Seni Kriya Tradisional Klasik (Hindu-Budha)


Seni Kriya Tradisional Klasik
Pada masa ini kaidah seni dibakukan dalam sebuah pedoman seni oleh seniman atau empu pada masa itu.
Mutu seni yang bersifat estetik maupun teknik selalu dilandasi oleh pemikiran falsafah hidup serta pandangan agama Islam, Hindu dan Budha.
Salah satu contoh karya seni kriya pada masa ini adalah wayang kulit, batik, pandai perak dan emas, keris, ukiran kayu, kerajinan topeng serta wayang golek.

2. Seni Kriya Tradisional Rakyat (Daerah)

Salah satu ciri dari kebudayaan etnik menghasilkan corak kesenian tradisional mengikuti watak serta adab kehidupan dalam masyarakat serta lingkungan alam tempat masyarakat itu tinggal. Jenis serta pembuatan karya seni kriya tradisional ditentukan dari bahan serta alat yang tersedia di lingkungan tempat tinggal.
Beberapa contoh karya seni kriya tradisional rakyat adalah : Anyaman, logam, gerabah, dan topeng yang masih bertahan sampai sekarang.

3. Seni Kriya Indonesia Baru (Kolonial)

Seni kriya pada zaman kolonial pendidikan lebih menekankan pada nilai-nilai rasional serta kehidupan jasmaniah.
Tingkat kesadaran nilai luhur terhadap nilai-nilai tradisional seni kriya menjadi sangat lemah, baik seni kriya klasik maupun seni kriya rakyat atau derah.
Beberapa seni kriya baru dipadukan dengan seni tradisi serta bahan industri.
Komersialisasi yang melanda para seniman atau kriyawan, sehingga mereka tidak mewariskan keahlian yang dimiliki.

Jenis dan Contoh Seni Kriya



Jenis karya seni kriya sangat banyak sekali dan mudah untuk kita temukan di berbagai daerah di Nusantara. Berikut ini adalah beberapa jenis serta contoh seni kriya yang ada di Nusantara.

Seni Kriya Dua Dimensi


Seni kriya dua dimensi adalah seni kriya yang dibuat pada media yang mempunyai panjang serta lebar saja. Pada karya seni ini biasanya berupa sulaman, mozaik, bordir, batik, rilief, tenun serta hiasan dinding. Ada banyak sekali bahan yang bisa digunakan sebagai media membuat seni kriya 2 dimensi seperti kertas, kulit, kayu dan lain sebagainya.
Saat ini seni dua dimensi sudah sangat berkembang. Ada yang menggunakan teknik sederhana dan juga teknik modern. Media yang digunakan juga tidak terbatas pada media umum saja tetapi juga media-media lain yang jarang digunakan untuk seni seperti tubuh manusia dll.

Seni Kriya Tiga Dimensi


Seni kriya tiga dimensi adalah seni kriya untuk membuat suatu kerajinan tangan dengan hasil produk mempunyai panjang, lebar, tinggi atau suatu karya seni yang memiliki volume dan menempati suatu ruangan. Berikut ini adalah beberapa contoh seni kriya tiga dimensi.

1. Karya Seni Kriya dari Bahan Keramik

Keramik bisanya dibuat dari bahan dasar tanah liat. Di Indonesia sendiri kerajinan keramik sudah ada sejak zaman dahulu dan sampai sekarang karya seni kriya dari bahan keramik masih tetap bertahan ditengah gempuran teknologi. Kerajinan yang terbuat dari bahan keramik misalnya gucci, vas bunga, peralatan rumah tangga, kendi, teko dan lain sebagainya.

2. Karya Seni Kriya dari Bahan Logam

Karya seni kriya logam adalah kerajinan yang bahan dasar pembuatannya berasal dari logam, seperti perak, emas, perunggu, besi aluminium, serta kuningan.
Produk-produk yang dihasilkan dari seni kriya bahan logam seperti perhiasan emas, patung perunggu, senjata tajam, dan juga peralatan rumah tangga serta alat musik gamelan. Sekarang ini kerajinan logam dibuat dalam berbagai variasi dan bentuk.

3. Karya Seni Kriya dari Bahan Kulit

Kerajinan kriya dari bahan kulit sangat beragam bentuk serta jenisnya. Biasanya bahan kulit digunakan untuk membuat kerajinan berupa tas, wayang kulit, jaket, sepatu serta alat musik rebana.

4. Karya Seni Kriya dari Bahan Kayu

Dari bahan kayu tercipta berbagai jenis kerajinan seperti wayang golek, topeng patung, funiture, dan juga hiasan ukir-ukiran.

5. Karya Seni Kriya Anyaman

kerajinan kriya anyaman biasanya menggunakan bahan dasar berupa bambu, tali plastik, daun mendong. Bahan-bahan tersebut dibuat berbagai kerajinan tangan yang memiliki keindahan sertai seni yang tinggi dan juga memiliki nilai jual.
Saat ini sudah mulai susah menemukan kriya anyaman. Di era modern semua kerajinan anyaman banyak digantikan dengan barang yang lebih modern. Contoh kerajinan anyaman adalah topi, tikar, tutup nasi, gantungan pot tanaman, dan masih banyak lagi yang lainnya


Kamis, 17 November 2016

Teknik dan Bahan Karya Seni Kriya


Teknik dan Bahan Karya Seni Kriya

Ada beberapa teknik pembuatan benda-benda kriya yang disesuaikan dengan bahan. Alat dan cara yang digunakan antara lain cor atau tuang, mengukir, membatik, menganyam, menenun, dan membentuk.\

1.  Teknik cor (cetak tuang)

Ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka mulai dikenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kriya dari bahan perunggu seperti gendering perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan.
Teknik cetak pada waktu itu ada dua macam:

· Teknik Tuang Berulang (Bivalve)

Teknik bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali karena menggunakan dua keeping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua danvalve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana baik bentuk maupun hiasannya.

· Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cire Perdue)

Teknik a cire perdue dibuat untuk membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat, selanjutnya dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga, sehingga perunggu dapat dituang ke dalamnya. Setelah dingin cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan.

Disamping teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannya berasal dari perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas. Bahan tersebut dapat dibuat menjadi benda-benda seni kerajinan, seperti keris, piring, teko, dan tempat lilin. Saat ini banyak terdapat sentra-sentra kerajinan cor logam seperti kerajinan perak. Tempat-tempat terkenal itu antara lain kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta dan kerajinan kuningan yang terdapat di Juwana dan Mojokerto.

2. Teknik Ukir


Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir.

Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.

Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Karya seni ukir memiliki macam-macam fungsi antara lain:


a. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu.
b. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
c. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual.
d. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.
e. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.

3. Teknik membatik


 Kerajinan batik telah dikenal lama di Nusantara. Akan tetapi kemunculannya belum diketahui secara pasti. Batik merupakan karya seni rupa yang umumnya berupa gambar pada kain. Proses pembuatannya adalah dengan cara menambahkan lapisan malam dan kemudian diproses dengan cara tertentu atau melalui beberapa tahapan pewarnaan dan tahap nglorod yaitu penghilangan malam.

Alat dan bahan yang dipakai untuk membatik pada umumnya sebagai berikut:

a. Kain polos, sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar). Bahan kain tersebut umumnya berupa kain mori, primissima, prima, blaco, dan baju kaos.
b. Malam, sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai perintang masuknya warna ke serat kain (benang).
c. Bahan pewarna, untuk mewarnai kain yaitu naptol dan garam diasol.
d. Canting dan kuas untuk menorehkan lilin pada kain.
e. Kuas untuk nemboki yaitu menutup malam pada permukaan kain yang lebar.
Sesuai dengan perkembangan zaman, saat ini dikenal beberapa teknik membatik antara lain sebagai berikut:
a. Batik celup ikat, adalah pembuatan batik tanpa menggunakan malam sebagaia bahan penghalang, akan tetapi menggunakan tali untuk menghalangi masuknya warna ke dalam serat kain. Membatik dengan proses ini disebut batik jumputan.
b. Batik tulis adalah batik yang dibuat melalui cara memberikan malam dengan menggunakan canting pada motif yang telah digambar pada kain.
c. Batik cap, adalah batik yang dibuat menggunakan alat cap (stempel yang umumnya terbuat dari tembaga) sebagai alat untuk membuat motif sehingga kain tidak perlu digambar terlebih dahulu.
d. Batik lukis, adalah batik yang dibuat dengan cara melukis. Pada teknik ini seniman bebas menggunakan alat untuk mendapatkan efek-efek tertentu. Seniman batik lukis yang terkenal di Indonesia antara lain Amri Yahya.
e. Batik modern, adalah batik yang cara pembuatannya bebas, tidak terikat oleh aturan teknik yang ada. Hal tersebut termasuk pemilihan motif dan warna, oleh karena itu pada hasil akhirnya tidak ada motif, bentuk, komposisi, dan pewarnaan yang sama di setiap produknya.
f. Batik printing, adalah kain yang motifnya seperti batik. Proses pembuatan batik ini tidak menggunakan teknik batik, tetapi dengan teknik sablon (screen printing). Jenis kain ini banyak dipakai untuk kain seragam sekolah.
Daerah penghasil batik di Jawa yang terkenal diantaranya Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Rembang dan Cirebon.




4. Teknik Anyam
   Benda-benda kebutuhan hidup sehari-hari, seperti keranjang, tikar, topi danlain-lain dibuat dengan teknik anyam. Bahan baku yang digunakan untuk membuat benda-benda anyaman ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti bamboo, palem, rotan, mendong, pandan dan lain-lain.

5. Teknik Tenun
                                       
Teknik menenun pada dasarnya hamper sama dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman kita cukup melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsi dan pakan. Daerah penghasil tenun ikat antara lain

6. Teknik membentuk

Penegertian teknik membentuk di sini yaitu membuat karya seni rupa dengan media tanah liat yang lazim disebut gerabah, tembikar atau keramik. Keramik merupakan karya dari tanah liat yang prosesnya melalui pembakaran sehingga menghasilkan barang yang baru dan jauh berbeda dari bahan mentahnya.
Teknik yang umumnya digunakan pada proses pembuatan keramik diantaranya:
a. Teknik coil (lilit pilin)
b. Teknik tatap batu/pijat jari
c. Teknik slab (lempengan)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik.

d. Teknik putar

Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci dll
e. Teknik cetak

Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dll


Kamis, 20 Oktober 2016

Fungsi SENI KRIYA

FUNGSI SENI KRIYA

Seni Kriya tentunya memiliki fungsi-fungsi tersendiri. Kali ini akan kita lihat fungsi seni kriya secara garis besarnya dengan rincian penjelasan secukupnya. Penguasaan terhadap materi seni budaya mengenai fungsi ini akan memicu seseorang untuk mempraktekkannya dengan sangat mantab. Orang akan terpicu untuk berkarya dan tahu makna karya yang diciptakannya. Membuat rasa percaya diri setelah mengetahui teori secara pasti kemudian mempraktekkannya dengan segala kemampuannya. Baiklah pembaca perpus online langsung saja mengenai fungsi seni kriya.

Fungsi seni kriya secara garis besar terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai berikut. 
  1. Hiasan (dekorasi) Banyak produk seni kriya yang berfungsi sebagai benda pajangan. Karya yang hanya dipajang untuk dinikmati keindahannya karena Seni kriya jenis ini lebih menonjolkan segi rupa daripada segi fungsinya sehingga bentuk bentuknya mengalami pengembangan. Ada unsur kretifitas yang luar biasa, sehingga mampu memuaskan penikmatnya untuk merasakan nilai seninya melalui apresiasi yang dilakukannya. Untuk hiasan dekorasi Misalnya, karya seni ukir, hiasan dinding, cinderamata, patung, Kaligrafi dan dan lain-lain. 
  2. Benda terapan (siap pakai) Seni kriya yang sebenarnya adalah seni kriya yang tetap mengutamakan fungsinya. Seni kriya jenis ini mempunyai fungsi sebagai benda yang siap pakai, bersifat nyaman, namun tidak kehilangan unsur keindahannya. Kenyamanan merupakan unsur pokok dalam fungsi terapan ini, Jika tidak nyaman maka banyak orang yang tidak mau memakainya. Keamanan juga salah satu yang wajib dipertimbangkan jika seseorang membuat karya seni dengan tujuan untuk dipakai dalam kehidupan sehari hari. Jika tidak aman maka tidak akan mungkin menjadi pilihan pecinta seni. Sebagai contoh Misalnya, senjata, keramik, furnitur, dan lain-lain. 
  3. Benda mainan Di lingkungan sekitar sering kita jumpai produk seni kriya yang fungsinya sebagai alat permainan. Jenis produk seni kriya seperti ini biasanya berbentuk sederhana, bahan yang digunakan relatif mudah didapat dan dikerjakan, dan harganya juga relatif murah. KArena hanya untuk mainan, maka yang terpenting mudah untuk mencari bahannya, mudah membuatnya dan tetntunya disukai oleh penikmat seni. Namun dalam hal ini anak-anak menjadi bidikan utama dalam menciptakan karya. Misalnya, boneka, dakon, dan kipas kertas.  Jenis-jenis seni kriya banyak sekali dan sangat mudah ditemukan di berbagai daerah.  

Sejarah singkat SENI KRIYA serta jenis jenis SENI KRIYA

Seni Kriya telah ada sejak zaman Prasejarah dilihat dari benda-benda temuan sejak zaman Batu Muda (Neolitikum) yang mana manusia sudah mula tinggal menetap. Benda karya seni kriya tersebut adalah tembikar dimana tembikar terbuat dari tanah liat dan digunakan sebagai wadah.

Tembikar di zaman Neolitikum menjadi sebuah hiasan sebagai lambang atua simbol kehidupan spritual. Di periode selanjutnya, seni kriya berkembang baik dalam aspek fungsi, peningkatan kualitas bahan, bentuk dan corak hiasannya. Awalnya benda tersebut berbentuk sederhana, dalam perkembangannya menjadi bentuk macam-macam dan rumit yang disertai hiasan yang membuat banyak variasi dan detailnya.

Istilah Seni Kriya berasal dari bahasa Sansekerta dari kata Krya yang berarti mengerjakan. Krya terus berkembang menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus kriya adalah mengerjakan suatu hal untuk menghasilkan sebuah benda atau objek. Namun, semakin berkembang disebutlah seni kriya.
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia Kriya diartikan sebagai pekerjaan (kerajinan tangan). Dalam bahasa Inggris disebut Craft yang berarti energi atau kekuatan, maksudnya adalah suatu keterampilan dalam mengerjakan atau membuat sesuatu. 

Fungsi Seni Kriya 

Secara garis besar, fungsi seni kriya adalah sebagai berikut... 
1. Hiasan (Dekorasi). Banyak hasil produk dari seni kriya digunakan untuk benda pajangan. Seni kriya tersebut lebih mengutamakan keindahan dari pada fungsinya sehingga seni kriya jenis ini mengalami berbagai pengembangan. Contohnya hiasan dinding, karya seni ukir, patung, cinderamata dan lain sebagainya..
2. Benda Terapan (Siap Pakai). Seni kriya ini lebih mengutamakan fungsinya sebagai benda yang siap pakai, nyaman, namun tidak menghilangkan unsur keindahannya. Contohnya senjata, furnitur, keramik dan lain sebagainya.
3. Benda Mainan. Mungkin kita sering menjumpai seni kriya sebagai alat permainan yang biasanya dengan bentuk sederhana dan bahan yang mudah didapatkan dan dikerjakan, dengan harga yang relatif murah. Contohnya adalah boneka, kipas kertas, congklak dll.

Jenis-Jenis Seni Kriya atau Macam-Macam Seni Kriya 

Bentuk karya seni kriya nusantara sangat beragam dan juga bahan alam yang digunakan. Dari berbagai karya tersebut ada yang masih mempertahankan keanekaragaman hiasan tradisional dan ada juga yang telah mengembangkannya karena tuntutan pasar. 
1. Macam-Macam Seni Kriya Berdasarkan Bahan Yang Digunakan 
a. Seni Kriya Kayu
Kriya kayu merupakan suatu jenis seni kriya dalam pekerjaannya membuat benda selalu menggabungkan antara nilai fungsi sekaligus hias dengan menggunakan bahan kayu. Dalam seni kriya kayu, terdapat pekerjaan dengan tingkat dasar atau tingkat permulaan. Kayu sangat banyak dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai benda kerajinan seperti patung, wayang golek, topeng, furnitur, dan hiasan ukir-ukiran.
b. Seni Kriya Tekstil 
Seni kriya tekstil adalah kriya dengan bahan dasar kain. Istilah tekstil memiliki lingkup yang luas dan mencakup dengan macam aneka jenis kain yang cara pembuatannya baik dengan cara diikat, ditenun dipres dan masih banyak cara teknik pembuatan kain. Umumnya kain terbuat dari serat yang dipintar atau dipin untuk menghasilkan benang yang panjang dan selanjutnya ditenun atau dirajut agar menghasilkan kain berupa barang jadi. Jenis seni kriya tektil nusantara dikelompokkan menjadi dua macam yaitu karya batik dan karya tenun.
c. Seni Kriya Keramik
Seni kriya keramik adalah benda yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Pembuatan seni kriya keramik adalah dengan teknik slab/lempeng, putar/throwing, pilin/pinching, dan cetak tuang. Daerah-daerah penghasil seni kriya keramik adalah bandung, jepara, cirebon, banjarnegara, malang, purwerejo, jogyakarta, banjar negara, dan sulawesi selatan. 
d. Seni Kriya Logam 
Seni kriya logam adalah seni kriya yang mengolah logam menjadi berbagai macam benda kerajinan. Tekhnik pembuatan seni kriya logam terdiri dari dua macam teknik yaitu a cire perdue/cetak lilin, dan teknik bivalve.

e. Seni Kriya Kulit
Seni kriya kulit adalah karya seni yang menggunakan kulit sebagai bahan bakunya. Kulit yang umumnya digunakan dalam seni kriya kulit adalah kulit kambing, sapi, buaya, kerbau dan ular. Kulit tersebut menjalani serangkaian proses pengolahan yang panjang, dimana dimulai dari pemisahan dari daging hewan, pencucian menggunakan cairan tertentu, pembersihan, perendaman dengan menggunakan zat kimia tertentu (penyamakan), perwarnaan, perentangan kulit agar tidak mengkerut, pengeringan dan penghalusan. Setelah itu barulah dipotong-potong agar sesuai dengan ukuran dari benda yang akan dibuat. Contoh hasil dari seni kriya kulit adalah tas, sepatu, ikat pinggang, wayang kulit, dompet, pakaian (jaket), alat musik rebana, dan tempat HP. Daerah-daerah penghasil seni kriya kulit adalah yogyakarta, garut, dan bali.
f. Seni Kriya Batu 
Seni kriya batu merupakan seni kriya dengan bahan dasar batu yang dibentuk sedemikian rupa agar terlihat indah. Batu dengan tektur keras, dan kaku ternyata dapat diolah. Contoh di daerah sukami dan sukaraja. Daerah tersebut sering ditemukan hiasan-hiasan dan dekorasi rumah dari batu. Contohnya batu akik, fosil, jesper, dan batu permata seta masih banyak lagi.
2. Macam-Macam Seni Kriya Berdasarkan Teknik Pembuatannya
a. Seni Kriya Pahat atau Seni Kriya Ukir
Jenis, bahan, bentuk dan teknik dalam seni pahat sangatlah beragam, mulai dari jenis patung, ukiran dan aneka kerajinan lainnya. Selain menggunakan kayu, seni pahat juga menggunakan aneka logam, batu, serta tulang dan kulit hewan sebagai bahan dasarnya. Bali merupakan salah satu daerah yang paling banyak menghasilkan seni pahat yang berupa patung, ukiran hingga berbagai macam barang kerajinan lainnya, salah sat hasil pahat dari bali adalah patung arca dengan bahan baku batu andesit.
b. Seni Kriya Batik
Proses pembuatan kain batik bisa dilakukan dengan berbagai macam tekhnik diantaranya adalah teknik cap, tulis dan teknik lukis. Teknik batik tulis adalah salah satu teknik membantik yang paling banyak digunakan di Indonesia. Selain di pulau jawa, batik juga terdapat di pulau Kalimantan, Sulawesi, Sumatra dan Bali. Corak kain batik dari setiap daerah juga beraneka ragam. Corak batik jawa umumnya bergaya naturalis dengan sentuhan warna yang beragam.
c. Seni Kriya Tenun
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kain tenun terbesar  di dunia terutama dalam hal keragaman corak hiasannya. Tenun terdiri dari dua jenis yaitu tenun songket, dan tenun ikat. Perbedaannya ada pada teknik pembuatan dan bahan yang digunakan. Tenun songket berupa benang perak, emas atau benang sutra. Daerah-daerah di Indonesia terkenal dengan penghasil tenun ikat adalah aceh, sulawesi tengah, bali, sumatra utara, toraja (sulawesi selatan), NTT, kalimantan timur, flores, dan kalimantan bvarat. Sedangkan daerah penghasil tenun songket adalah sumatra barat, aceh, riau, sumatra utara, lombok, palembang, sumatra barat, nusa tenggara dan maluku. 
d. Seni Kriya Anyaman
Seni kriya anyaman adalah tekhnik membuat dengan mengatur bahan-bahan dasarnya dalam bentuk yang tindih- menindih, silang-menyilang, dan lipat-melipat pakat dan lungsen dengan pola tertentu. Bahan-bahan yang digunakan dalam seni kriya anyaman adalah rotan, bambu, pandan, lontar, mendong, enceng gondok, kertas, plastik, dan tali. Pusat kerajinan anyaman yaitu di bali, sulawesi, tasikmala, kalimantan dan papua.
e. Seni Kriya Bordir
Seni kriya bordir/sulam adalah kriya yang menempatkan hiasan dari benang yang dijaitkan pada kain yang berfungsi untuk menghias dan mempercantik tampilan kain. Aplikasi kriya bordir digunakan pada baju, tas, kerudung, taplak, dan mukena. Daerah penghasil bordir/sulan adalah di jawab barat tepatnya di tasikmalaya. 

Pengertian Seni kriya dan Contohnya


Bericara tentang seni kriya berarti sesuatu yang erat hubungannya dengan keterampilan tangan, atau kerajinan yang membutuhkan ketelitian untuk setiap detail karya seni yang akan dihasilkan. Pada umumnya sebuah karya yang dihasilkan oleh seni kriya adalah seni pakai. Seni Kriya sendiri di Indonesia sudah sangat tua sekali ada dari zaman dulu, yang mana seni Kriya ini adalah yang akan menjadi cikal bakal lairnya seni rupa di Indonesia. Contoh sederhana dari seni kriya adalah, batik, relief atau ukir, keramik grafis, sulam, anyaman, cinderamata, hiasan dinding, patung, furniture, tenun, wadah, dll. Lalu apa sebenarnya definisi dari Seni Kriya itu sendiri?. Dibawah ini adalah beberapa pengertian dan asal muasal pengertian seni Kriya, silahkan disimak:


Beberapa definisi dan Pengertian Seni Kriya?

- Kata Kriya sendiri berasal dari bahasa sansakerta yakni "Kr" yang artinya "mengerjakan" yang mana dari kata tersebut kemudian menjadi kata karya, Kriya, kerja. Dalam arti khusus pengertian seni Kriya adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau objek (Timbul Haryono, 2012).

- Dalam kamus bahasa Indonesia kata "kriya" berarti pekerjaan "kerajinan tangan".

- Sementara dalam bahasa Inggris Kriya berarti "Craft" yang artinya kekuatan atau energi, yang mengandung arrti lain yakni membuat sesuatu atau mengerjakan yang dikaitkan dengan keterampilah atau profesi tertentu

- Seni Kriya disebut juga (Handycraft) yang berarti kerajinan tangan. Yang mana seni kriya ini dapat dikatagorikan sebagai seni terapan (applied art) yang meinitikberatkan pada aspek keindahan dan kegunaaanya. Yang berarti seni kriya ini adalah seni untuk memenuhi kebutuhan manusia yang menonjolkan aspek estetika atau keindahan dan juga use atau keugunaanya untuk kebutuhan sehari-hari.

- Seni Kriya adalah handskill atau seni yang dibuat dengan kerajinan tangan dengan memperhatikan aspek fungsional (kegunaan/siap pakai) tetapi tidak meninggalkan aspek keindahan seni itu sendiri.

- Sementara menurut Rasjoyo, mngutarakan seni kriya adalah suatu karya seni dimana penekanan pengerjaanya terletak pada keterampilan tangan yang menghasilkan sebuah bentuk kerajinan siap pakai.

Dibawah ini adalah beberapa contoh seni kriya:

Boneka hasil anyaman hasil seni kriya


Wadah tempat untuk alat-alat tulis, pulpen, pensil, dll

Ukiran Batik adalah salah satu contoh seni kriya

Ukiran hiasan halaman rumah

Meja dengan ukiran apik hasil dari seni kriya

Hiadan dinding terbuat dari kayu

Kura-lira dari batok kelapa untuk hiasan lemari atau meja belajar


Sandal dengan dihiasi menghasilkan seni kriya yang lucu

Hiasan dinding, lukisan, wadah

Kursi rotan hasil seni kriya