Perkembangan Seni Kriya di Nusantara
Contoh Seni Kriya Nusantara
Dalam
perkembangan seni kriya di Indonesia dibagai dalam 3 kelompok fase perkembangan
yaitu:
- Seni kriya
tradisional klasik (terjadi pada masa Hindhu-Budha)
- Seni kriya
tradisional rakyat (seni kriya yang berasal dari derah)
- Seni kriya
Indonesia baru (pada masa kolonial)
Itulah tiga fase
perkembangan seni kriya yang ada di Indonesia untuk lebih memahami ketika
kelompok fase tersebut, kita bisa mengenali dari ciri-ciri seni kriya yang ada
pada masa tersebut.
1. Seni Kriya Tradisional Klasik
(Hindu-Budha)
Seni Kriya Tradisional Klasik
Pada masa ini
kaidah seni dibakukan dalam sebuah pedoman seni oleh seniman atau empu pada
masa itu.
Mutu seni yang bersifat estetik maupun teknik selalu dilandasi oleh pemikiran falsafah hidup serta pandangan agama Islam, Hindu dan Budha.
Mutu seni yang bersifat estetik maupun teknik selalu dilandasi oleh pemikiran falsafah hidup serta pandangan agama Islam, Hindu dan Budha.
Salah satu contoh
karya seni kriya pada masa ini adalah wayang kulit, batik, pandai perak dan
emas, keris, ukiran kayu, kerajinan topeng serta wayang golek.
2. Seni Kriya Tradisional Rakyat
(Daerah)
Salah satu ciri
dari kebudayaan etnik menghasilkan corak kesenian tradisional mengikuti watak
serta adab kehidupan dalam masyarakat serta lingkungan alam tempat masyarakat
itu tinggal. Jenis serta pembuatan karya seni kriya tradisional ditentukan
dari bahan serta alat yang tersedia di lingkungan tempat tinggal.
Beberapa contoh
karya seni kriya tradisional rakyat adalah : Anyaman, logam, gerabah, dan
topeng yang masih bertahan sampai sekarang.
3. Seni Kriya Indonesia Baru
(Kolonial)
Seni kriya pada
zaman kolonial pendidikan lebih menekankan pada nilai-nilai rasional serta
kehidupan jasmaniah.
Tingkat kesadaran nilai luhur terhadap nilai-nilai tradisional seni kriya menjadi sangat lemah, baik seni kriya klasik maupun seni kriya rakyat atau derah.
Beberapa seni kriya baru dipadukan dengan seni tradisi serta bahan industri.
Komersialisasi yang melanda para seniman atau kriyawan, sehingga mereka tidak mewariskan keahlian yang dimiliki.
Tingkat kesadaran nilai luhur terhadap nilai-nilai tradisional seni kriya menjadi sangat lemah, baik seni kriya klasik maupun seni kriya rakyat atau derah.
Beberapa seni kriya baru dipadukan dengan seni tradisi serta bahan industri.
Komersialisasi yang melanda para seniman atau kriyawan, sehingga mereka tidak mewariskan keahlian yang dimiliki.
Jenis dan Contoh Seni Kriya
Jenis karya seni
kriya sangat banyak sekali dan mudah untuk kita temukan di berbagai daerah di
Nusantara. Berikut ini adalah beberapa jenis serta contoh seni kriya yang ada
di Nusantara.
Seni Kriya Dua Dimensi
Seni kriya dua
dimensi adalah seni kriya yang dibuat pada media yang mempunyai panjang serta
lebar saja. Pada karya seni ini biasanya berupa sulaman, mozaik, bordir, batik,
rilief, tenun serta hiasan dinding. Ada banyak sekali bahan yang bisa digunakan
sebagai media membuat seni kriya 2 dimensi seperti kertas, kulit, kayu dan lain
sebagainya.
Saat ini seni dua
dimensi sudah sangat berkembang. Ada yang menggunakan teknik sederhana dan juga
teknik modern. Media yang digunakan juga tidak terbatas pada media umum saja
tetapi juga media-media lain yang jarang digunakan untuk seni seperti tubuh
manusia dll.
Seni Kriya Tiga Dimensi
Seni kriya tiga
dimensi adalah seni kriya untuk membuat suatu kerajinan tangan dengan hasil
produk mempunyai panjang, lebar, tinggi atau suatu karya seni yang memiliki
volume dan menempati suatu ruangan. Berikut ini adalah beberapa contoh seni
kriya tiga dimensi.
Keramik bisanya
dibuat dari bahan dasar tanah liat. Di Indonesia sendiri kerajinan keramik
sudah ada sejak zaman dahulu dan sampai sekarang karya seni kriya dari bahan
keramik masih tetap bertahan ditengah gempuran teknologi. Kerajinan yang
terbuat dari bahan keramik misalnya gucci, vas bunga, peralatan rumah tangga,
kendi, teko dan lain sebagainya.
2.
Karya Seni Kriya dari Bahan Logam
Karya seni kriya
logam adalah kerajinan yang bahan dasar pembuatannya berasal dari logam,
seperti perak, emas, perunggu, besi aluminium, serta kuningan.
Produk-produk
yang dihasilkan dari seni kriya bahan logam seperti perhiasan emas, patung
perunggu, senjata tajam, dan juga peralatan rumah tangga serta alat musik
gamelan. Sekarang ini kerajinan logam dibuat dalam berbagai variasi dan bentuk.
3.
Karya Seni Kriya dari Bahan Kulit
Kerajinan kriya
dari bahan kulit sangat beragam bentuk serta jenisnya. Biasanya bahan kulit
digunakan untuk membuat kerajinan berupa tas, wayang kulit, jaket, sepatu serta
alat musik rebana.
4.
Karya Seni Kriya dari Bahan Kayu
Dari bahan kayu
tercipta berbagai jenis kerajinan seperti wayang golek, topeng patung,
funiture, dan juga hiasan ukir-ukiran.
5.
Karya Seni Kriya Anyaman
kerajinan kriya
anyaman biasanya menggunakan bahan dasar berupa bambu, tali plastik, daun
mendong. Bahan-bahan tersebut dibuat berbagai kerajinan tangan yang memiliki
keindahan sertai seni yang tinggi dan juga memiliki nilai jual.
Saat ini sudah
mulai susah menemukan kriya anyaman. Di era modern semua kerajinan anyaman
banyak digantikan dengan barang yang lebih modern. Contoh kerajinan anyaman
adalah topi, tikar, tutup nasi, gantungan pot tanaman, dan masih banyak lagi
yang lainnya